SIPETAK

Kastara.ID, Maros – Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) menyelenggarakan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (BIMTEK) penggunaan Aplikasi SIPETAK (Sistem Informasi Pengelolaan Tambak) yang saat ini sudah berbasis Android, kepada penyuluh perikanan dari dua kabupaten, yaitu Kabupaten Barru dan Kabupaten Pangkep serta Dinas Perikanan Kab. Barru yang berlokasi di Instalasi Pembenihan Udang Windu dan Kepiting BRPBAPPP, 26-27 Oktober 2020, dengan jumlah peserta 50 orang.

SIPETAK merupakan hasil riset dan inovasi Peneliti BRPBAPPP, Dr. Tarunamulia, sejak tahun 2018. Aplikasi Prototipe Teknologi WebGIS tersebut merupakan pengembangan sistem informasi geografis (SIG atau GIS) yang berbasis internet.  WebGIS yang diakses pada alamat URL http://sipetak.brpbap3maros.com/, sebagaimana tujuannya dimaksudkan untuk memudahkan visualisasi dan interpretasi untuk menjamin efektivitas penetapan kebijakan pengelolaan dan pengembangan budidaya tambak.

Selain informasi petakan tambak, melalui aplikasi interface (Google Maps API), WebGIS ini juga menampilkan peta globe virtual gratis dan online yang didukung oleh citra satelit resolusi tinggi sehingga dapat menunjukkan tipe penggunaan lahan di sekitar tambak yang terdiri dari pemukiman, kebun campuran dan sawah. Informasi penggunaan lahan disekitar tambak eksisting sangat berguna untuk memprediksi potensi pengembangan termasuk risiko dari dampak yang kemungkinan timbul akibat kegiatan budidaya terhadap penggunaan lahan lainnya. WebGIS SIPETAK juga menyediakan informasi jaringan saluran tambak dan sungai. Setiap saluran tambak dapat diberikan kode atau nama untuk kebutuhan pengelolaan seperti revitalisasi saluran dan manajemen kualitas air.

Kepala BRPBAPPP Maros, Indra Jaya, dalam arahannya menyampaikan kepada seluruh peserta untuk dapat berpartisipasi dalam penginputan data ke aplikasi SIPETAK untuk mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sub sektor Perikanan Budidaya dalam memasuki era revolusi industri 4.0, antara lain dalam hal pemanfaatan untuk mendapatkan informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana, dan prasarana produksi.

“Terobosan yang tidak kalah pentingnya dari aplikasi GIS berbasis internet ini adalah memungkinkan partisipasi berbagai stakeholder budidaya seperti penyuluh, pembudidaya, dinas perikanan atau LSM untuk mengupdate informasi ke dalam sistem aplikasi melalui fitur ‘surveyor’ tentunya melalui verifikasi administrator utama untuk menjamin validasi data,” tutur Indra.

Kegiatan tersebut turut mendapat apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah setempat.  Kepala Dinas Perikanan Kab. Barru, Andi Sidda, yang hadir pada acara Bimtek, merespons positif kegiatan ini mengingat fungsi dan manfaat WebGIS SIPETAK sangat membantu pengelolaan kegiatan budidaya pada skala petakan dan hamparan dan juga sangat bermanfaat baik untuk para penyuluh maupun para petambak. “Saya berharap WebGIS SIPETAK dapat terus dikembangkan untuk mendukung kegiatan budidaya perikanan di Indonesia,” tuturnya.

Sementara Dr. Tarunamulia, yang merupakan penanggung jawab kegiatan riset, menuturkan bahwa selain untuk meningkatkan kemampuan operasional aplikasi SIPETAK bagi para peserta, bimbingan teknis juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan konstribusi calon surveyor dalam memperkaya data sekaligus meningkatkan akurasi informasi dari WebGIS Sipetak yang bersifat spasio-temporal.

Dalam penggunaanya, SIPETAK memiliki empat keunggulan utama, pertama, dapat menjadi dasar dalam pengelolaan tambak berbasis klaster. Berdasarkan pengalaman dari Aceh hingga Maluku, Utara, Peneliti BRPBAP3 belum mendapatkan adanya aplikasi seperti aplikasi SIPETAK. “Kami yakin ini merupakan terobosan untuk pengelolaan tambak berbasis klaster. Kita bisa menambahkan informasi dan mengantisipasi faktor lingkungan, sosial, legal terkait tambak kita secara berkala,” terang Taranamulia.

Manfaat kedua adalah dapat menjadi dasar dalam perencanaan pengelolaan lahan, berdasarkan pembatas-pembatas yang sudah ada pada kawasan atau areal tambak. Ketiga, pembudidaya dapat menyesuaikan untuk budidaya yang lebih efektif untuk keberlanjutan budidaya, dan keempat, dapat dimanfaatkan untuk manajemen kelompok budidaya serta penyuluh perikanan. “SIPETAK sangat relevan dan dapat juga untuk memonitor, mengevaluasi kelompok yang penyuluh bentuk,” ucap Taranamulia. (mar)