Agung Sudiono Abadi

Kastara.ID, Kupang – Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memasuki masa pancaroba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat provinsi tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Agung Sudiono Abadi menjelaskan, pancaroba merupakan masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, Jumat (29/11). Pancaroba mengakibatkan cuaca sangat tidak menentu. Cuaca cerah, bisa terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, dan kembali cerah lagi.

Hujan pada masa pancaroba, kata Agung, biasanya disertai petir dan angin kencang. Pada masa ini, terjadi peningkatan pembentukan awan Cumolonimbus (Cb) yang berpotensi menyebabkan angin puting beliung. Hal inilah yang mengakibatkan masa pancaroba harus meningkatkan kewaspadaan.

Untuk mengurangi dampak dari bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi, dapat dilakukan dengan memangkas pohon yang terlalu besar dan terlalu rimbun untuk mengurangi beban, memperbaiki atap rumah yang tidak permanen, karena atap rumah seperti ini sangat mudah terhempas saat angin kencang, serta menghindari daerah yang terdapat awan gelap. Sedangkan untuk upaya jangka panjang, yakni dengan mengganti pohon yang berakar tunggang dengan yang berakar serabut. (yan)