Virus Corona(Bloomberg/Getty Images)

Kastara.ID, Jakarta – Menurut laporan laman CDC, data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 6 dari 10 kasus Covid-19 di London disebabkan oleh varian baru tersebut. Kini sejumlah negara telah melaporkan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian baru tersebut.

Varian baru ini ditemukan pertama kali di Inggris pada November 2020 lalu. Varian baru diklaim lebih menular daripada yang sebelumnya.

Studi awal menunjukkan bahwa varian baru ini lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Namun, sejauh ini, para ilmuwan di Inggris belum menemukan bukti bahwa infeksi varian baru tersebut menyebabkan gejala yang lebih parah.

Sejumlah gejala baru juga muncul pada pasien Covid-19. Selain gejala paling umum yang kerap muncul, National Health Service (NHS) juga mengaitkan tujuh gejala lainnya dengan mutasi virus corona ini.

Ahli epidemiologi genetik di King’s College, London, Inggris, Tim Spector mengatakan bahwa gejala-gejala baru tersebut muncul karena adanya mutasi pada virus corona.

Selain gejala Covid-19 yang paling umum, tujuh gejala lain dikaitkan dengan virus corona varian baru. Berikut di antaranya seperti kelelahan, kehilangan selera makan, sakit kepala, diare, delirium, nyeri otot, dan juga ruam pada kulit.

Sementara menurut WHO, beberapa gejala umum demam, batuk kering, kelelahan dan kehilangan indera penciuman dan perasa.

Tak hanya gejala umum, ada juga beberapa gejala tidak umum seperti nyeri otot, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis atau mata merah, sakit kepala dan ruam pada kulit.

Pada tingkat yang lebih serius, beberapa gejala seperti sesak napas, sakit dada atau adanya tekanan di dada dan juga ketidakmampuan bicara atau bergerak. (ant)