Kastara.id, Jakarta – Lebih dari empat belas ribu jemaah haji Indonesia sudah berada di Madinah. Layanan katering pun sudah mulai diberikan sejak kedatangan kloter yang pertama.

Selama di Madinah, jemaah haji Indonesia mendapatkan dua kali makan, siang dan malam, serta snack pagi berupa roti cruisan dan cup cake yang dibagikan bersamaan dengan distribusi makan malam.

Kabid Katering dari Kementerian Agama Ahmad Abdullah mengatakan pihaknya sudah mengecek kesiapan seluruh perusahaan penyedia katering jemaah haji Indonesia. Menurutnya, layanan katering jemaah di Madinah disiapkan oleh tiga belas perusahaan katering.

“Kami sudah cek kesiapan mereka. Secara umum seluruh perusahaan yang akan melayani gelombang pertama yang jumlahnya kurang lebih 100 ribu ini menyatakan siap,” kata Abdullah usai menengok proses produksi katering di Dapur Al Yasirah Al Arabiyyah, Madinah, seperti yang dilansir dalam keterangan Kementerian Agama, Senin (31/7).

Menurutnya, pihaknya setiap hari melakukan pengecekan sebagai quality control. Agar jangan sampai ada yang tidak standard karena demi kenyamanan dan keamanan jemaah.

Abdullah mengatakan bahwa ada sejumlah aspek yang dinilai dalam proses pengawasan katering, mulai dari proses produksi, pengolahan makanan, kebersihan packaging (higienis), dan proses distribusi. “Distribusi juga kita nilai apakah petugasnya sopan atau tidak dalam menyajikan karena jemaah adalah pelanggan,” ujarnya.

Pengecekan sampel juga dilakukan untuk memastikan nilai rasa dan tingkat kematangan. Tidak luput dari pemeriksaan adalah gramasi (bobot) sajian makanan. “Kita sudah ada kontrak. Kalau kurang kita kasih teguran. Apa yang sudah menjadi kebijakan kita pertahankan sehingga kualitas menu makanan itu terjamin serta asupan gizi dan nutrisi jemaah juga terjamin,” katanya.

Dapur Al Yasirah Al Arabiyyah sudah dikontrak oleh Kementerian Agama dalam dua tahun terakhir. Kontrak perdana mereka pada tahun 2016 dengan paket penyediaan untuk 15 ribu jemaah. “Karena kinerjanya baik, tahun ini ditambah menjadi 18 ribu,” ujar Abdullah.

Office Manajer Al Yasirah Al Arabiyah Donny Syarif mengatakan bahwa selama dua tahun bekerja sama, perusahaan tempatnya bekerja selalu mengkuti menu yang telah ditetapkan Kemenag.

Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ini mengaku selalu berusaha menjaga cita rasa masakan nusantara serta kesegaran makan yang akan disajikan kepada jemaah Indonesia.

Sesuai dengan kontrak, Al Yasirah harus menyediakan makan malam dengan menu nasi, satu protein (daging, ikan, ayam, atau telur), dan sayuran. Sedang untuk menu makan siang, terdiri dari nasi, protein (dua jenis), dan sayuran. (nad)