Kastara.ID, Depok – Pemerintah Kota Depok sudah waktunya perlu membangun Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mempercepat mengurangi jumlah pengangguran.
Saat ini jumlah pengangguran di Kota Depok mencapai 72.521 orang, atau sekitar 7 persen dari total penduduk Kota Depok.

Angka ini sudah turun dibanding tahun 2016. Ketika itu angka penganguran mencapai 80.903 orang atau sekitar 7,4 persen dari total penduduk.

Despandri (54) sebagai Wakil Ketua Kadin Kota Depok menilai angka pengangguran sebesar 72.521 itu masih sangat tinggi.
“Angka ini melebihi rata-rata pengangguran nasional yang hanya 5.6 persen,” kata Despandri, Selasa (12/2).

Despandri menilai, program job fair yang dibuat pemerintah Depok selama ini tidak signifikan untuk mengurangi pengangguran karena rata-rata pencari kerja hanya diterima sebagai tenaga sales.

Apabila dalam tempo tiga bulan tidak bisa memenuhi target penjualan, maka mereka akan dikeluarkan dari perusahaan. Artinya mereka kembali menjadi pengangguran kembali dan mendaftar lagi pada program job fair berikutnya.

“Saya melihat job fair hanya sebatas informasi peluang kerja. Banyak yang melamar kerja tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Akhirnya bekerja sebagai marketer,” kata calon Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Golkar itu.

Despandri menyarankan agar persoalan pengangguran itu dilihat mulai dari hulunya karena di sinilah persoalan sesungguhnya.
Dari 72.521 pengangguran itu, sebagian besar adalah tamatan SMA yang belum memiliki keterampilan sama sekali. Sehingga ketika melamar pekerjaan, mereka tidak bisa diarahkan sesuai keahlian atau keterampilan yang dimiliki.

Karena itu Despandri mengatakan, Kota Depok harus punya BLK sebagai tempat pelatihan bagi para pencari kerja. “Tenaga kerja itu harus dipersiapkan, dilatih supaya mereka terampil dan punya nilai jual yang tinggi. Bukan hanya asal kerja dengan gaji seadanya ” tegas Despandri.

“Tenaga kerja harus dilatih supaya benar-benar siap kerja. Jangan sampai mereka plonga plongo atau kebingungan setelah diterima bekerja” ucapnya.

Konsepnya semacam balai latihan kerja. Namanya Kadin Depok Training Center (KDTC) tapi kemudian terkendala pada tempat pelatihan dan fasilitasnya.

Di sini perlu peran pemerintah. Tenaga pengajar bisa dibantu Kadin dari dunia usaha, seperti Toyota, Honda, Suzuki, Yamaha, Panasonic, dan sebagainya, supaya pencari kerja itu mendapatkan ilmu terbaru sehingga mereka benar benar siap kerja. Apa yang dibutuhkan dunia usaha sesuai dengan angkatan kerja yang tersedia. Ini yang disebut link and match ” kata Despandri. (rud)