NASA

Kastara.ID, Jakarta – Wolf Cukier, seorang anak anak magang di Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang masih duduk di SMA ini berhasil menemukan planet baru dengan dua matahari di hari ketiga magang.

Cukier sedang magang di Goddard Space Flight Center NASA selama musim panas ketika dia melihat sesuatu dalam data bintang TESS. “Sekitar tiga hari sebelum magang, saya melihat sinyal dari sistem yang disebut TOI 1338. Awalnya saya pikir itu adalah gerhana bintang, tetapi waktunya salah. Ternyata itu adalah sebuah planet,” kata Cukier.

Cukier dinyatakan berhasil menemukan planet yang memiliki dua ‘Matahari’ (bintang), seperti Planet Tatooine dalam film Star Wars. Cukier menemukan planet ini lewat data-data yang dikumpulkan oleh misi perburuan planet NASA, yaitu TESS.

Adapun planet dengan dua bintang ini merupakan pertama dari jenisnya di misi TESS. Planet yang dinamakan TOI 1338 b ini ditemukan 1.300 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Pictor.

Menurut NASA, TOI 1338 b berukuran 6,9 kali lebih besar dari Bumi. Artinya planet tersebut berukuran di antara ukuran Neptunus dan Saturnus. Kedua Matahari tersebut mengorbit setiap 15 hari. Satu Matahari tersebut berukuran 10 persen lebih besar dari Matahari yang ‘dimiliki’ Bumi saat ini. Sedangkan, matahari kedua berukuran lebih kecil dan lebih dingin.

Kamera di TESS mempelajari bidang langit yang sama selama 27 hari sekaligus, mengambil foto setiap 30 menit. Ini mencerminkan perubahan kecerahan bintang. Ketika planet lewat di depan bintang, yang disebut transit, yang dapat membantu para astronom menentukan lokasi planet.

Akan tetapi, sebuah planet dengan dua bintang membuat metode transit sedikit lebih sulit dikenali. TESS hanya bisa melihat transit planet yang lewat di depan bintang yang lebih besar. Oleh karena itu, temuan planet dengan dua bintang tersebut diakui cukup sulit oleh NASA.

Seorang ilmuwan turut berkomentar soal planet baru ini. “Jenis sinyal ini adalah yang sulit ditemukan oleh algoritme. Mata manusia sangat pandai menemukan pola dalam data, terutama pola non-periodik seperti yang kita lihat dalam transit dari sistem ini,” ujar seorang ilmuwan dari Goddard, Veselin Kostov. (rfr)