Ekspor

Kastara.ID, Jakarta – Sejumlah ekonom yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat tahun depan dengan memperhatikan struktur ekonomi Indonesia saat ini meskipun kondisi perekonomian global sedang dirundung ketidakpastian.

Menurut para ekonom, saat ini struktur ekonomi Indonesia banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga mencapai 56 persen-60 persen.

Ekonom BCA David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di rentang 5.0 persen sampai 5,2 persen.

Meskipun target tersebut lebih rendah ketimbang proyeksi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 5,3 persen.

Bahkan David menyakini seburuk-buruknya kondisi ekonomi global, jika konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 5.0 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dari 4,6 persen.

Ekonom sekaligus Kepala Kajian Makro Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI, Febrio Kacaribu, menyampaikan hal senada. Ia mematok target pertumbuhan ekonomi serupa, di rentang sekitar 5,0 persen-5,2 persen tahun depan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor turun 1,29 persen dari US$ 14,28 miliar di Agustus menjadi US$ 14,10 miliar pada September. Nilai ekspor turun lebih tajam secara tahunan sebesar 5,74 persen. Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, dan kegiatan ekspor impor.

Sementara itu, Ekonom Center Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menilai, perlambatan ekonomi China bakal menjadi tantangan tahun depan bagi ekonomi Indonesia. Sebab China merupakan pasar utama produk ekspor Indonesia.

Perekonomian China hanya tumbuh 6.0 persen pada kuartal III 2019 di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Kinerja itu melambat 0,2 persen dari kuartal-II 2019, 6,2 persen.

Namun demikian, ditegaskan bahwa masyarakat tak perlu khawatir berlebihan dan memutuskan untuk menahan konsumsi. (mar)